Mungkin tak pernah terbayang olehmu, aku yang seorang akuntan akan menjadi istrimu. Aku yang setiap hari harus bergelut dengan seabrek angka dan nota. Aku yang setiap hari harus memutar otak untuk membuat setiap laporan-laporan keuangan menjadi seimbang seperti yang seharusnya. Mungkin kau melihat aku sebagai robot berbentuk manusia yang harus melakukan pekerjaan yang sama setiap hari tanpa rasa bosan, menghitung. Namun, yang harus kau tahu, pekerjaanku sebagai akuntan telah mengajariku menjadi seorang yang lebih sabar, seorang yang lebih kuat, dan lebih teliti. Bukan berarti aku tak bisa bercanda akibat pekerjaaku itu. Aku masih manusia. Aku masih bisa tersenyum, aku masih tetap seorang yang humoris walau pekerjaanku tak mencerminkan itu semua. Keseharianku memang bisa dibilang monoton: bertemu mesin hitung, membuat rencana keuangan, mengawasi pengeluaran dan pemasukan untuk membuat keuangan tempatku bekerja tetap aman. Tapi jangan kau khawatirkan, walau aku memiliki keasikanku sendiri, aku tak akan melupakan kewajibanku sebagai seorang istri dan seorang manajer rumah tangga.
Aku akan bangun pagi sekali dan memasak sarapan untukmu dan anak-anak kita. Aku akan siap menjadi guru bila anak-anak kita mengeluh kesulitan pada pelajaran sekolahnya. Aku yang akan pertama kali mengetahui perkembangan kehidupan yang anak-anak kita lalui. Aku yang akan bersiap siaga bila di antara anggota keluarga kita ada yang jatuh sakit. Bahkan, dengan pekerjaanku sebagai seorang akuntan aku bisa mengolah keuangan keluarga kita dengan sebaik-baiknya. Tak usah kau cemaskan uang hasil jerih payahmu akan terbuang sia-sia, aku sangat amat mengerti memboroskan uang hanya akan berakibat penyesalan di kemudian hari. Dan bila mungkin, uang hasil jerih payahku akan turut membantumu membiayai kehidupan kita. Jangan cemaskan gajimu tak kan cukup untuk aku dan anak-anak kita, aku akan siap membantumu bahkan dalam masalah keuangan sekalipun. Meski demikian, sekalipun tak akan ku langgar kata-katamu hanya karena aku ikut andil dalam urusan uang. Karena ku yakin ridho mu akan menjadi kelegaanku dalan menjalani aktivitasku. Mungkin kau berpikir bagaimana aku bisa melakukan semuanya? Tak lelahkah aku melakukan pekerjaanku sebagai akuntan sekaligus sebagai ibu dan istri yang baik? Jawabanku adalah tidak.
Menghitung, bergelut dengan angka dan nota memang pekerjaanku, namun menjadi istri dan ibu yang baik bagi keluargaku adalah panggilan hatiku. Wanita mana yang tidak bahagia dapat merawat suami dan anak-anaknya dengan sekuat tenaganya. Wanita mana yang tidak bahagia anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik melalui pengajarannya. Aku ingin menjadi salah satu wanita yang bahagia itu. Mungkin akan terasa berat bagiku melakukannya sendiri, namun denganmu aku yakin bisa. Bantu aku, bimbing aku, awasi aku agar tetap dalam kodratku. Agar kita bisa bersama-sama berkumpul tak hanya di dunia, tapi juga di surga.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
pengirim :
Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sumber: kurniawangunadi
No comments:
Post a Comment