Thursday, July 25, 2013

Anak Laki-laki


Seorang anak laki-laki sedang duduk di samping ku. Tatapannya fokus mengarah ke arah layar yang sedang menampilkan sebuah film remaja. Mungkin film itu belum pantas untuk ditonton olehnya. Oh salah, oleh kita. Film itu merupakan film fenomenal. Itu film kenangan kita. Ketika dulu. Dan itu kencan pertama kita.

Sudah hampir sekitar 10 tahun...

Lagi.. film yang sudah hampir 10 tahun itu selalu ku tonton berulang kali. Bukan filmnya. Tapi suasana ketika pertama kali menontonnya yang sangat ku rindu. Ketika itu super duper degdegannya aku. Tanganku berkeringat dingin. Tapi senangnya bukan main.

Perpisahan memang menyebalkan. Sangat! Ditambah rasa kehilangan. Makin menyebalkan saja rasanya.

Banyak yang bilang, kehilangan itu bukan akhir dari segalanya. Justru itu merupakan awalan sesuatu yang baru. Lalu bagaimana caranya kita dapat membuat sesuatu yang baru itu menjadi sesuatu yang sangat sangat nyaman untuk kita? Ibuku bilang, benahi hati terlebih dulu.

Mungkin untuk diriku, bukan hanya sekedar membenahi hati. Tapi membuka kembali sebuah kotak kenangan yang sudah bertahun-tahun terbuka hanya setengah. Kenapa setengah? Karena aku sangat ragu-ragu ketika mengenangnya kembali. Karena aku takut mengingat sebuah harapan yang ku bangun dan susun di sana. Tapi di sisi lain, aku rindu. Sangat rindu.

Ketika kotak kenangan itu harus terbuka sepenuhnya, jantung ini berdegup kencang kembali. Tapi sayangnya, memori di dalam kotak itu sedikit rusak entah karena apa dan berakibat menghilangkan beberapa data kenangan di dalamnya. Mungkin sudah terlalu lama dia tidak terurus.

Sekarang, anak laki-laki yang dulu duduk di samping ku, dia bukan lagi hanya duduk diam saja. Tapi dia menggenggam tanganku. Memelukku. Bahkan bukan hanya itu, dia telah memberikan segalanya. Dia yang telah mengisi kotak kenangan itu lagi dengan kenangan-kenangan yang telah diperbarui.

Satu rencana pun sudah dikatakan.

"Satu tahun lagi..."

Satu tahun lagi. Itu waktu yang terasa sangat lama untuk kita.

Doa pun sering terucap mengenai satu tahun itu.

Usaha juga sedang dilakukan semaksimal mungkin.

Berbagai konflik juga tidak mau kalah untuk ikut "nimbrung".


Semoga dia yang pertama untukku, menjadi yang terakhir untukku. Dia calon imamku. Aamiin.

Anonymous
Unknown Web Developer

No comments:

Post a Comment